Sabtu, 14 November 2009

Alam tidak bisa ditipu


Oleh Eric A *)

Bencana adalah karena sifat alam yang berubah menuju pada bentuk kestabilan baru. Ketika parameter tertentu dari alam ini berubah, maka terjadilah perubahan bentuk dalam satu kesatuan sistem. Pemanasan global mengubah iklim di beberapa tempat, bahkan pencarian es di daerah kutub, banjir di banyak tempat, pemanasan inti bumi berakibat pergerakan lempeng bumi atau gempa bumi dan tekanan dari dalam bumi dengan akibat letusan gunung berapi.

Perubahan alam ini adalah rasional dan masuk akal dan bersifat universal, tidak melanda hanya orang beragama tertentu atau ras tertentu. Di berbagai tempat di belahan bumi, bencana sepertinya tidak pernah berhenti. Bagaimana mencegah bencana ? atau paling tidak bagaimana menghadapi era masa depan yang berubah ini ?

Pertanyaan tersebut sangat sulit dijawab, utamanya alam ini yang bersifat sangat kompleks dengan parameter-parameternya. Kalau kita melihat persoalan seluruhnya, rasanya tidak mungkin mencegah, menghindari perubahan alam ini. Namun jika kita anggap hal tersebut adalah bentuk stokastik (bentuk rumit) dari alam ini, maka persoalan dapat diterjemahkan secara mudah, bahkan dengan metode fraktal kita bisa bagi belahan dunia menjadi beberapa bagian.

Asumsikan kita sudah membagi wilayah menjadi beberapa wilayah, salah satunya adalah indonesia yang paling banyak terkena bencana pada tahun-tahun 2004-2007. Kemudian kita asumsikan bahwa model stabil adalah bentuk dasar alam 1-2-2-1 yakni bentuk seimbang, sedangkan selain bentuk itu adalah bentuk yang tidak seimbang.

Saat bentuk simbol itu berubah ke arah tidak stabil, maka bentuk itu akan mempengaruhi bentuk stabil lainnya dalam rangkaian sistem. Model roh dapat menjelaskan keterkaitan tidak langsung antara bentuk model dengan bentuk fisik. Anggap model roh adalah kumpulan bentuk stabil 1-2-2-1, maka dalam masa hidup, pemilik roh tidak akan mudah terserang penyakit.

Berbeda dengan banyaknya bentuk tidak stabil (suka bohong, penipu, perasaan iri, dengki, sok, sombong, pamer dsb) berada banyak di dalam roh, maka bentuk tidak stabil itu akan menjadi sebab dari berkembangnya penyakit secara fisik. Saat orang marah yang tidak terkendali (bentuk tidak stabil), maka mata menjadi merah, emosi labil dan denyut nadi bertambah keras, ujung-ujungnya adalah penyakit fisik.


Ketika bentuk tidak stabil menjadi pilihan dengan selalu memilih 1-2-'1, maka makanan yang masuk ke dalam mulut adalah makanan enak-enak dan semua kepuasan dunia yang dikejar. Efek jangka panjang adalah penyakit fisik.

Sebagai perbandingan adalah hewan yang selalu dalam bentuk kestabilan (tidak memiliki pilihan 2-kiri sehingga muncul simbol 1-2-1'), bandingkan penyakit yang terjadi pada hewan tidak sekomplek yang terjadi pada manusia. Pilihan 2-kiri itulah salah satu penyebab penyakit yang berkembang tidak terkendali. Contoh HIV/AIDS adalah salah satu penyakit akibat kelamin, berbeda dengan hewan yang hampir tidak pernah terdengar ada hewan terkena AIDS.

Perubahan kestabilan membawa akibat terjadinya bentuk kestabilan baru dengan cara penyesuaian diri (adaptasi) dari pelaku alam ini, jika pelaku alam tidak dapat beradaptasi maka terkenalah seleksi alam, sehingga pelaku alam itu musnah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar